Tripoli (detik.com)- Pemimpin Libya Moamar Khadafi memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan setiap pemberontak yang mencoba menggoyang pemerintahannya selama 41 tahun. Dia juga memperingatkan kepada para demonstran bersenjata bahwa mereka akan dieksekusi dan berjanji memeranginya sampai akhir.
Dalam pidato yang tidak beraturan di televisi, seperti dikutip AFP Selasa (22/1/2011), Khadafi bersumpah untuk tetap berada di Libya sebagai pemimpin revolusi. Dia mengatakan akan mati sebagai martir di tanah nenek moyangnya dan berjuang sampai tetes darah penghabisan.
Dengan memproklamirkan dukungan rakyat, Kadhafi memerintahkan tentara dan polisi untuk menghancurkan segala pemberontakan yang melawan pemerintahan tangan besinya selama empat dekade. Tercatat ratusan orang tewas dalam pemberontakan selama delapan hari terakhir.
Khadafi juga mengancam untuk membersihkan Libya "rumah demi rumah" dan "inci demi inci".
Dalam siarang langsung, mantan kolonel angkatan darat yang kini berusia 68 tahun itu mengatakan, "Moamar Khadafi adalah pemimpin revolusi; Moamer Kadhafi tidak memiliki posisi resmi untuk mundur. Dia adalah pemimpin revolusi selamanya."
"Ini negara saya, negara saya," teriaknya dalam pidato sekitar 75 menit yang berisi kata-kata pendek, semburan kata-kata kemarahan, yang diselingi dengan gemetar tinjunya atau menunjuk jarinya.
Meski laporan tetang tentara, polisi dan milisi yang telah membunuh demonstran tak bersenjata tanpa pandang bulu telah menyebar dalam sepekan terakhir, Khadafi mengatakan, "Kami belum menggunakan kekuatan".
Akan tetapi, dia mengatakan, "Jika situasi memburuk, kami akan menggunakannya sejalan dengan hukum internasional dan konstitusi Libya."
"Rakyat Libya bersama saya," katanya sambil menyerukan mereka muncul pada Rabu. "Tangkap tikus-tikus itu," katanya terhadap demonstran antipemerintah. "Pergilah dari rumahmu dan serang mereka di manapun mereka berada."
"Setiap rakyat Libya yang membawa senjata melawan rakyat Libya akan dihukum mati," gemuruhnya.
No comments:
Post a Comment